Berbakti kepada Orangtua

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Berbakti kepada orang tua atau birrul walidaini yaitu ihsan atau berbuat baik dan berbakti kepada orangtua serta mrntaati perintah keduanya selama tidak meninggalkan syariat. Dasar hokum berbakti kepada kedua orang tua adlah wajib (fardhu ain)/ mutlak. Dasar hokum disyariattannya untuk berbakti kepada kedua orang tua terdapat dalam al-quran surat An-Nisa:36 yang artinya:

Sembahlah Allah dan jangan kamu mmepersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak. ”(An-Nisa’:36)

Terdapat 5 keutamaan berbakti kepada orang tua yaitu:

  1. Diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur.
  2. Berbakti kepada orang tua dapat menghilangkan kesulitan hidup.
  3. Ridha Allah tergantung keridhaan orang tua.

Dari Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua.” (HR Bukhari)

 

  1. Surga di depan mata

“Allah telah menyiapkan surga untuk anak yang mau berbakti kepada orang tua yang muslim, kemudia ia senantiasa berlaku baik kepadanya, maka Allah berkenan membukakan dua pintu surge baginya. Kalau ia memiliki satu orang tua saja, maka ia akan mendapatkan satu pintu surge terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua orang tua maka Allah tidak ridha kepaadanya. Maka ada seorang seorang muslim bertanya, “Walaupun keduanya berlaku dzalim kepadanya?” Rasulullah, “Ya, sekalipun keduanya mendzaliminya.”(HR Bukhari)

 

  1. Berbakti kepada kedua orang tua adalah amalan paling utama

“Aku bertanya kepada Nabi SAW tentang amalan-amalan yang paling utama dan dicintai Allah? Nabi SAW menjawab pertama shalat pada waktunya, kedua berbakti pada orang tua, ketiga jihad di jalan Allah.” (HR Bukhari)

Dapat disimpulkan bahwa berbakti kepada orang tua lebih utama dan dicintai Allah daripada berjihad di jalan Allah.

 

Berbakti kepada orang tua dapat dilakukan dalam 2 kesempatan yaitu:

  1. Saat orang tua masih hidup.
  • Jangan berkata “ah” apalagi membentak, memukul orang tua kita. Kita seharusnya berlamah lembut kepada kedua orang tua dan selalu mendoakan agar keduanya dikasihi oleh Allah SWT.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangna menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada inbu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-sekali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al-Isra:23)

  • Perintah berbakti kepada orang tua merupakan perintah setelah perintah untuk beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukannya.

“Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak.” (Al-An’am:151)

  • Meskipun orang tua menyuruh kepada kita kepada perbuatan yang menyekutukan Allah SWT atau orang tua kita belum memeluk Islam maka sikap berbakti kita yaitu tetap menjadi kewajiban kita tanpa harus mematuhi perintah mereka yang melanggar syariat.

 

  1. Saat orang tua telah wafat.

Cara berbakti kepada orang tua yang sudah wafat antara lain

  • Menyelenggarakan pengurusan jenazahnya seperti memandikan, mengkafani, menshalatkan dan mengubur.
  • Senantiasa berdoa untuk memohonkan ampun atas segala dosanya.
  • Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti wasiat, hitang piutang, dll.
  • Menghormati teman dan kerabat orang tua semasa keduanya masih hidup.
  • Bersedekah atas nama orang tua yang telah tiada.

“Sesungguhnyaibu dari Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu’anhu meninggal dunia. Sedangkan Saad pada saat itu tidak berada disisinya. Kemudian Saad mengatakan, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan ssuatu untuknya?” Nabi shallallahu’alaihi wasallam menjawab, “iya, bermafaat.” Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu’alaihi wasallam, “kalau begitu aku bersaksi padamu banhwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya.” (HR Bukhari)